Penggunaan Dana Desa kembali menuai masalah. Di Desa Sungai Bengkal Barat, Kecamatan Tebo Ilir, Tebo. Dana Desa senilai Rp 600 juta digunakan untuk membangun jembatan rabat beton.
Parahnya, pembangunan jembatan sepanjang 28 meter, dengan lebar 3 meter itu bukan menjadi jalan utama desa. Tak hanya itu, dalam pembangunannya juga tak jelas siapa pemborongnya, di proyek yang lumayan besar itu juga tak dipasang papan proyek.

Ironisnya, pekerja proyek melarikan diri disaat proyek baru berjalan 90 persen. “Secara kasat mata sudah bisa dilihat dengan jelas, kalau jembatan ini tidak beres pengerjaannya. Selain itu, jembatan ini belum diserahterimakan dan pemborongnya sudah kabur, padahal pekerjaannya belum 100 persen,” terang Nasir, tokoh masyarakat Desa Sungai Bengkal Barat.

Nasir juga mengungkapkan, posisi jembatan juga sudah tidak sejajar lagi dengan badan jalan, karena di tengah badan jembatan turun sekitar 25 cm, sehingga jembatan menjadi melengkung.
Sementara itu, Junaidi, Ketua BPD Desa Sungai Bengkal Barat mengaku heran dengan proyek pembangunan jembatan yang sarat dengan kejanggalan tersebut. Junaidi bahkan mengklaim pernah mempertanyakan langsung dengan Kepala Desa, Hardari. Dan jawaban Hardari, kontraktornya kabur.
“Setahu saya, sudah ada pantauan langsung dari Inspektorat Tebo untuk melakukan pengecekan proyek DD tersebut, tapi hasil akhirnya saya tidak tahu,” terang Junaidi.

Ia juga berharap, penegak hukum jeli dan bisa mengusut tuntas proyek jembatan rabat beton ini. “Kita harap penegak hukum mengusut kasus ini, karena hampir 80 persen dana desa diarahkan ke proyek itu.